Salam Dapodik News - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Penyelamat Indonesia (GPPI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (13/10/2015) siang. Mereka mendesak agar Anies Baswedan dicopot dari jabatannya sebagai Mendikbud karena dinilai telah menjadi antek komunis.
Koordinator aksi Imbran Loilatu mengatakan, ada agenda gelap yang dibawa oleh Anies Baswedan dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015. Dalam acara yang digelar dari tanggal 14 – 18 Oktober 2015 tersebut akan dipamamerkan kebudayaan asli Indonesia. Tapi agenda tersebut akan disusupi pembahasan dan pameran peristiwa kasus HAM seperti G30S/PKI tahun 1965.
"Ini akan berdampak keras bagi Indonesia. Terlebih lagi, pameran sastra dan budaya yang mengangkat kekerasan G 30 S/PKI pada tahun 1965 tersebut akan menghidupkan perspektif pro dan kontra baru tentang penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu," kata Imbran.
“Kalau bisa kita cegah. Uang Rp 146 Milyar itu tidak sedikit, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata asli daerah-daerah di Indonesia. Bukan justru malah digunakan untuk mempermalukan bangsa sendiri di forum internasional seperti itu,” tegasnya.
Lebih lanjut Imbran mengatakan, jika agenda terselubung itu dilakukan, maka pihaknya menduga Mendikbud Anis Baswedan adalah antek PKI. Oleh karena itu pihaknya meminta Anis Baswedan untuk segera melepaskan jabatannya sebagai Menteri di Kabinet Kerja.
“Saya tegaskan, jika memang benar (agenda) itu ada konten bermuatan kasus 1965 itu, saya meyakini jika Anis Baswedan adalah antek PKI, laten PKI dan sebaiknya mundur saja dari jabatannya,” paparnya.
Seperti diketahui, Kemendikbud akan bertandang ke Jerman untuk menghadiri undangan kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Acara akan berlangsung di Frankfurt Buchmesse (FBM) itu akan berlangsung pada tanggal 14 – 18 Oktober 2015. Menurut informasi yang dikutip dari Antara, dalam agenda tersebut juga akan ditampilkan beberapa pertunjukan budaya khas Indonesia yakni tarian tradisional, pameran buku, pameran alat kesenian daerah, kostum tradisional serta pemutaran film.
Diantara yang akan diputar adalah yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata yakni “Laskar Pelangi“. Terlebih lagi novel tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 2013 lalu. Untuk menghadiri agenda besar tersebut, Kemendikbud juga sudah mencairkan anggaran hingga 10 juta euro atau sekitar Rp 146 Milyar.
Mendikbud Anis Baswedan juga telah menunjuk budayawan Goenawan Mohammad sebagai Ketua Komite Nasional Pelaksana untuk memenuhi undangan Indonesia di Jerman sebagai The Guest of Honour. Komite Nasional Pelaksana juga sudah menyiapkan sebuah presentasi sastra dua novel berjudul “Amba” karya Laksmi Pamuntjak dan “Pulang” karya Laila S Chudori. Namun, novel tersebut ternyata adalah pengangkatan tema seputar pergantian dan pembasmian PKI tahun 1965 yang diceritakan oleh keluarga dari anggota PKI. (Sumber: harianterbit.com)
Itulah informasi seputar Mendikbud Anies Baswedan yang bisa kami sajikan, semoga bermanfaat.
Koordinator aksi Imbran Loilatu mengatakan, ada agenda gelap yang dibawa oleh Anies Baswedan dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015. Dalam acara yang digelar dari tanggal 14 – 18 Oktober 2015 tersebut akan dipamamerkan kebudayaan asli Indonesia. Tapi agenda tersebut akan disusupi pembahasan dan pameran peristiwa kasus HAM seperti G30S/PKI tahun 1965.
"Ini akan berdampak keras bagi Indonesia. Terlebih lagi, pameran sastra dan budaya yang mengangkat kekerasan G 30 S/PKI pada tahun 1965 tersebut akan menghidupkan perspektif pro dan kontra baru tentang penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu," kata Imbran.
Baca juga: Janji Anies Baswedan Perjuangkan Standar Upah MinimumImbran menuturkan, agenda besar internasional itu harusnya meningkatkan nilai pariwisata dengan budaya khas Indonesia. Namun dengan membawa konten yang tidak sesuai dengan rencana awal tersebut maka agenda gelap tersebut harus batal dilaksanakan karena akan mencoreng wajah Indonesia di muka internasional.
“Kalau bisa kita cegah. Uang Rp 146 Milyar itu tidak sedikit, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata asli daerah-daerah di Indonesia. Bukan justru malah digunakan untuk mempermalukan bangsa sendiri di forum internasional seperti itu,” tegasnya.
Lebih lanjut Imbran mengatakan, jika agenda terselubung itu dilakukan, maka pihaknya menduga Mendikbud Anis Baswedan adalah antek PKI. Oleh karena itu pihaknya meminta Anis Baswedan untuk segera melepaskan jabatannya sebagai Menteri di Kabinet Kerja.
“Saya tegaskan, jika memang benar (agenda) itu ada konten bermuatan kasus 1965 itu, saya meyakini jika Anis Baswedan adalah antek PKI, laten PKI dan sebaiknya mundur saja dari jabatannya,” paparnya.
Seperti diketahui, Kemendikbud akan bertandang ke Jerman untuk menghadiri undangan kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Acara akan berlangsung di Frankfurt Buchmesse (FBM) itu akan berlangsung pada tanggal 14 – 18 Oktober 2015. Menurut informasi yang dikutip dari Antara, dalam agenda tersebut juga akan ditampilkan beberapa pertunjukan budaya khas Indonesia yakni tarian tradisional, pameran buku, pameran alat kesenian daerah, kostum tradisional serta pemutaran film.
Diantara yang akan diputar adalah yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata yakni “Laskar Pelangi“. Terlebih lagi novel tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 2013 lalu. Untuk menghadiri agenda besar tersebut, Kemendikbud juga sudah mencairkan anggaran hingga 10 juta euro atau sekitar Rp 146 Milyar.
Mendikbud Anis Baswedan juga telah menunjuk budayawan Goenawan Mohammad sebagai Ketua Komite Nasional Pelaksana untuk memenuhi undangan Indonesia di Jerman sebagai The Guest of Honour. Komite Nasional Pelaksana juga sudah menyiapkan sebuah presentasi sastra dua novel berjudul “Amba” karya Laksmi Pamuntjak dan “Pulang” karya Laila S Chudori. Namun, novel tersebut ternyata adalah pengangkatan tema seputar pergantian dan pembasmian PKI tahun 1965 yang diceritakan oleh keluarga dari anggota PKI. (Sumber: harianterbit.com)
Itulah informasi seputar Mendikbud Anies Baswedan yang bisa kami sajikan, semoga bermanfaat.