Salam Dapodik News. Sebanyak 798 orang guru garis depan (GGD) angkatan pertama dilepas ke daerah khusus dan langsung bergelar CPNS di daerah penempatan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Anies Baswedan Menjelaskan bahwa peserta program ini disebar ke sejumlah titik. Seperti di Aceh Besar, Aceh Singkil, Manggarai Timur, Flores Timur, Raja Ampat, dan Sorong.
Anies mengatakan "Program ini berbeda dengan progran SM3T (sarjana mengejar di daerah terdepan, terpencil, dan terluar, red),
Lebih Lanjut Anies Mengatakan Perbedaan paling mencolok adalah, dalam program SM3T pengiriman hanya berjalan selama satu hingga dua tahun. "Program pemerintah tidak bisa seperti itu. Harus permanen," ujar Anies.
Sehingga dalam program GGD ini, Anies mengatakan guru yang dikirim akan ditempatkan secara permanen. Untuk mengikat guru-guru ini, pemerintah menetapkan status mereka menjadi CPNS.
Skemanya ada yang berstatus CPNS pemda setempat dan ada yang berstatus CPNS Kemendikbud. Penetapan status CPNS guru-guru ini sudah diakui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) melalui alokasi khusus.
Dengan status CPNS, Anies berharap pengiriman guru-guru terbaik ini bisa mengatasi ketimpangan tenaga pendidik di daerah-daerah terpencil. Dia mengatakan awalnya jumlah pendaftar program ini mencapai 1.480 orang guru alumni program SM3T. Mereka mengikuti tes CPNS seperti pelamar lainnya, yakni tes kompetensi dasar (TKD).
Pemerintah sejatinya menyiapkan formasi untuk guru daerah khusus itu sebanyak 1.000 kursi. Tetapi setelah dites, hanya ada 809 guru yang lulus dan nilainya di atas ambang batas dan lolos verifikasi administrasi. Namun di tahap akhir ada sembilan guru yang membatalkan secara sepihak. Sehingga akhirnya terjaring 798 orang guru CPNS di garis depan.(Sumber JPNN.com)
Sekian dan Terima Kasih Semoga Bermanfaaatt!!!