Salam Dapodik News.
Belajar dari orang yang telah lebih dahulu sukses daripada kita, adalah merupakan salah satu cara agar kita dengan cepat mengikuti jejak kesuksesan orang tersebut, tak terkecuali dalam menempuh penguasaan ilmu pengetahuan atau sains.
Salah satu yang sering dialami adalah, jika semangat kita belajar sains (kimia, fisika, hayati, ataupun matematika) tengah kendor, ada cara jitu untuk menggelorakannya kembali. Salah satunya ialah dengan membaca kisah hidup para ilmuwan. Kendati mereka cerdas, mereka tetap tekun belajar sebab mereka merasa baru memahami sebagian kecil rahasia alam.
Albert Einstein, misalnya, menggunakan banyak waktunya untuk mempelajari fisika sesuai jam kerjanya di kantor paten, Bern, Swiss. Sebagai pegawai rendahan, ia kerap meminjam jurnal sains dari perpustakaan untuk mengikuti perkembangan mutakhir ilmu fisika. Einstein juga meminta bantuan kawan-kawannya mengajari matematika dan ia berterima kasih atas bantuan mereka dalam menuangkan ide-idenya tentang fisika.
Einstein mengagumi Marie Curie—satu-satunya perempuan, bahkan mungkin satu-satunya orang yang meraih dua penghargaan Nobel. Marie meraih Nobel fisika pada 1903 dan delapan tahun kemudian memperoleh Nobel kimia. Dalam upayanya memahami material radioaktif, Marie bahkan mengorbankan dirinya yang terpapar oleh radiasi material yang ia teliti. Berjam-jam, setiap hari, Marie berkutat di laboratorium. Ia bekerja bukan demi sains semata, melainkan untuk kemanusiaan.
Dalam ikhtiarnya memahami alam sekitarnya, Alfred Russel Wallace berlayar dari Inggris ke Nusantara. Berbulan-bulan ia jelajahi berbagai wilayah di Indonesia tengah dan timur untuk menemukan beragam spesies. Dari ketekunannya mempelajari beraneka spesies hewan ini, Wallace menyimpulkan dan menelurkan teori evolusi—berbarengan dengan Charles Darwin yang memanfaatkan hasil perburuannya di Kepulauan Galapagos, Amerika Selatan.
Di Indonesia, niscaya banyak pula ilmuwan yang bekerja keras untuk mempelajari alam dan berusaha menemukan rahasianya yang bermanfaat bagi manusia. Pak Bambang Hidajat, umpamanya, kerap menghabiskan malamnya di Observatorium Bosccha di Lembang. Pak Sangkot Marzuki maupun Bu Herawati di Lembaga Eijkman berusaha keras mempelajari warisan genetika manusia Indonesia dan seluk-beluknya. Atau Pak Danny Hilman Natawidjaya yang berusaha mengenal dari dekat kekayaan geologis negeri kita dan Pak Surono yang mencoba mengakrabi gunung-gunung di Indonesia.
Sayangnya, kisah hidup dan perjuangan para ilmuwan Indonesia jarang sekali didokumentasikan dalam bentuk buku, berbeda dengan Einstein, Marie Curie, maupun Wallace yang kisah hidupnya dapat kita baca. Padahal perjuangan mereka merupakan sumber inspirasi yang sanggup membangkitkan kembali semangat kita saat kendor mempelajari sains.
Ketika membaca biografi mereka, tahulah kita betapa tidak mudahnya Einstein menemukan teori relativitasnya, Marie menemukan bahan-bahan radioaktif, maupun Wallace dengan teori evolusinya. Tatkala membaca kisah hidup mereka, tahulah kita bahwa sains bukan hanya rumus-rumus yang kerap memusingkan itu, tetapi di baliknya ada perjuangan manusia yang tak kenal letih dalam upaya menemukan rahasia alam.
Cerita bersejarah di balik sebuah rumus matematika, teori fisika, senyawa kimia, ataupun sosok makhluk ajaib di kedalaman laut sesungguhnya dapat menjadi materi menarik untuk mendekatkan kita dengan sains. Juga menggelorakan kembali semangat kita tatkala turun karena letih, bosan, atau belum lagi paham
Yang paling kontemporer dapat kita lihat kisah sukses ilmuawan yang mengantar banyak siswa Indonesia meraih medali Olimpiade sains di beberapa negara, yaitu,” Yohannes Surya, yang buku Biografi atau buku karangannya sudah diterbitkan dan segera bisa kita dapatkan di toko-toko buku yang ada.
Ada banyak cara agar kita dimudahkan dalam mempelajari sains, jika ada keinginan yang kuat, serta mau mengambil contoh dari orang-orang hebat tersebut,yang jika kita mau mencarinya sungguh banyak di negara tercinta ini.
Belajar dari orang yang telah lebih dahulu sukses daripada kita, adalah merupakan salah satu cara agar kita dengan cepat mengikuti jejak kesuksesan orang tersebut, tak terkecuali dalam menempuh penguasaan ilmu pengetahuan atau sains.
Salah satu yang sering dialami adalah, jika semangat kita belajar sains (kimia, fisika, hayati, ataupun matematika) tengah kendor, ada cara jitu untuk menggelorakannya kembali. Salah satunya ialah dengan membaca kisah hidup para ilmuwan. Kendati mereka cerdas, mereka tetap tekun belajar sebab mereka merasa baru memahami sebagian kecil rahasia alam.
Albert Einstein, misalnya, menggunakan banyak waktunya untuk mempelajari fisika sesuai jam kerjanya di kantor paten, Bern, Swiss. Sebagai pegawai rendahan, ia kerap meminjam jurnal sains dari perpustakaan untuk mengikuti perkembangan mutakhir ilmu fisika. Einstein juga meminta bantuan kawan-kawannya mengajari matematika dan ia berterima kasih atas bantuan mereka dalam menuangkan ide-idenya tentang fisika.
Einstein mengagumi Marie Curie—satu-satunya perempuan, bahkan mungkin satu-satunya orang yang meraih dua penghargaan Nobel. Marie meraih Nobel fisika pada 1903 dan delapan tahun kemudian memperoleh Nobel kimia. Dalam upayanya memahami material radioaktif, Marie bahkan mengorbankan dirinya yang terpapar oleh radiasi material yang ia teliti. Berjam-jam, setiap hari, Marie berkutat di laboratorium. Ia bekerja bukan demi sains semata, melainkan untuk kemanusiaan.
Dalam ikhtiarnya memahami alam sekitarnya, Alfred Russel Wallace berlayar dari Inggris ke Nusantara. Berbulan-bulan ia jelajahi berbagai wilayah di Indonesia tengah dan timur untuk menemukan beragam spesies. Dari ketekunannya mempelajari beraneka spesies hewan ini, Wallace menyimpulkan dan menelurkan teori evolusi—berbarengan dengan Charles Darwin yang memanfaatkan hasil perburuannya di Kepulauan Galapagos, Amerika Selatan.
Di Indonesia, niscaya banyak pula ilmuwan yang bekerja keras untuk mempelajari alam dan berusaha menemukan rahasianya yang bermanfaat bagi manusia. Pak Bambang Hidajat, umpamanya, kerap menghabiskan malamnya di Observatorium Bosccha di Lembang. Pak Sangkot Marzuki maupun Bu Herawati di Lembaga Eijkman berusaha keras mempelajari warisan genetika manusia Indonesia dan seluk-beluknya. Atau Pak Danny Hilman Natawidjaya yang berusaha mengenal dari dekat kekayaan geologis negeri kita dan Pak Surono yang mencoba mengakrabi gunung-gunung di Indonesia.
Sayangnya, kisah hidup dan perjuangan para ilmuwan Indonesia jarang sekali didokumentasikan dalam bentuk buku, berbeda dengan Einstein, Marie Curie, maupun Wallace yang kisah hidupnya dapat kita baca. Padahal perjuangan mereka merupakan sumber inspirasi yang sanggup membangkitkan kembali semangat kita saat kendor mempelajari sains.
Ketika membaca biografi mereka, tahulah kita betapa tidak mudahnya Einstein menemukan teori relativitasnya, Marie menemukan bahan-bahan radioaktif, maupun Wallace dengan teori evolusinya. Tatkala membaca kisah hidup mereka, tahulah kita bahwa sains bukan hanya rumus-rumus yang kerap memusingkan itu, tetapi di baliknya ada perjuangan manusia yang tak kenal letih dalam upaya menemukan rahasia alam.
Cerita bersejarah di balik sebuah rumus matematika, teori fisika, senyawa kimia, ataupun sosok makhluk ajaib di kedalaman laut sesungguhnya dapat menjadi materi menarik untuk mendekatkan kita dengan sains. Juga menggelorakan kembali semangat kita tatkala turun karena letih, bosan, atau belum lagi paham
Yang paling kontemporer dapat kita lihat kisah sukses ilmuawan yang mengantar banyak siswa Indonesia meraih medali Olimpiade sains di beberapa negara, yaitu,” Yohannes Surya, yang buku Biografi atau buku karangannya sudah diterbitkan dan segera bisa kita dapatkan di toko-toko buku yang ada.
Ada banyak cara agar kita dimudahkan dalam mempelajari sains, jika ada keinginan yang kuat, serta mau mengambil contoh dari orang-orang hebat tersebut,yang jika kita mau mencarinya sungguh banyak di negara tercinta ini.