Salam Dapodik News.
Bahaya penyalahgunaan narkoba telah menyasar ke berbagai lini sosial dan pergaulan di negara kita, tak terkecuali kedalam lingkungan pendidikan, tidak hanya kalangan siswa dan mahasiswa yang menjadi korban keganasan bahaya narkoba ini, salah satu yang masih terekam dalam ingatan kita adalah tertangkapnya seorang petinggi di lingkungan kampus Universitas Negeri Makasar beberapa waktu yang lalu.
Tahun 2015 Kementerian Ristek dan Dikti berencana untuk melakukan tes narkoba bagi calon mahasiswa yang akan memasuki jenjang perguruan tinggi, Menristek Dikti melakukan tes narkoba kepada calon mahasiswa baru merupakan upaya antisipatif meluasnya peredaran narkoba di kalangan mahasiswa.
Apalagi, data pengguna narkoba di Indonesia kini tidak sedikit yakni mencapai 4 juta jiwa lebih, bahkan diperkirakan meningkat menjadi 5,8 juta jiwa pada 2015 berdasarkan angka prevalensi yang dirilis Menkumham belum lama ini.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN), dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka 134.117 orang.
Dari tahun ketahun, data pengguna narkoba menunjukkan tren peningkatan, dan kebanyakan yang menjadi korban peredaran obat terlarang itu adalah usia produktif, pemuda, remaja dan mahasiswa, bahkan tidak sedikit diantara mereka masih berstatus sebagai pelajar.
Upaya penanggulangan bahaya narkoba dilakukan oleh Kementerian Riset dan Dikti adalah sebagai salah satu upaya agar bahaya ini kian mengancam kalangan generasi muda, khususnya para mahasiswa, bentuk tes narkoba yang dilakukan sebagai upaya preventif karena disinyalir telah banyak perguruan tinggi yang dihuni para pecandu narkoba.
Upaya yang dilakukan dengan melakukan tes narkoba bagi calon mahasiswa hendaknya secara simultan dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tingkat SLTA ataupun SLTP, karena dari sinilah para calon mahasiswa tersebut berasal dan menimba ilmu.
Yang paling penting peran serta seluruh komponen masyarakat untuk terus ditingkatkan, mulai dari orang tua serta lingkungan pergaulan para siswa dan mahasiswa dengan memberikan pemahaman yang benar tentang bahaya narkoba.
Bahaya penyalahgunaan narkoba telah menyasar ke berbagai lini sosial dan pergaulan di negara kita, tak terkecuali kedalam lingkungan pendidikan, tidak hanya kalangan siswa dan mahasiswa yang menjadi korban keganasan bahaya narkoba ini, salah satu yang masih terekam dalam ingatan kita adalah tertangkapnya seorang petinggi di lingkungan kampus Universitas Negeri Makasar beberapa waktu yang lalu.
Tahun 2015 Kementerian Ristek dan Dikti berencana untuk melakukan tes narkoba bagi calon mahasiswa yang akan memasuki jenjang perguruan tinggi, Menristek Dikti melakukan tes narkoba kepada calon mahasiswa baru merupakan upaya antisipatif meluasnya peredaran narkoba di kalangan mahasiswa.
Apalagi, data pengguna narkoba di Indonesia kini tidak sedikit yakni mencapai 4 juta jiwa lebih, bahkan diperkirakan meningkat menjadi 5,8 juta jiwa pada 2015 berdasarkan angka prevalensi yang dirilis Menkumham belum lama ini.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN), dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka 134.117 orang.
Dari tahun ketahun, data pengguna narkoba menunjukkan tren peningkatan, dan kebanyakan yang menjadi korban peredaran obat terlarang itu adalah usia produktif, pemuda, remaja dan mahasiswa, bahkan tidak sedikit diantara mereka masih berstatus sebagai pelajar.
Upaya penanggulangan bahaya narkoba dilakukan oleh Kementerian Riset dan Dikti adalah sebagai salah satu upaya agar bahaya ini kian mengancam kalangan generasi muda, khususnya para mahasiswa, bentuk tes narkoba yang dilakukan sebagai upaya preventif karena disinyalir telah banyak perguruan tinggi yang dihuni para pecandu narkoba.
Upaya yang dilakukan dengan melakukan tes narkoba bagi calon mahasiswa hendaknya secara simultan dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tingkat SLTA ataupun SLTP, karena dari sinilah para calon mahasiswa tersebut berasal dan menimba ilmu.
Yang paling penting peran serta seluruh komponen masyarakat untuk terus ditingkatkan, mulai dari orang tua serta lingkungan pergaulan para siswa dan mahasiswa dengan memberikan pemahaman yang benar tentang bahaya narkoba.