Salam Dapodik News.
Pengguna twitter di Indonesia diperkirakan telah mencapai 50 juta pengguna, besarnya pengguna salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia memerlukan pelayanan prima dari perusahaan induknya untuk semakin memanjakan pelanggan di Indonesia.
Salah satu layanan yang diberikan untuk pengguna di Indonesia, dalam kunjungan ke Jakarta, CEO Twitter Dick Costolo mengungkapkan fitur khusus untuk negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Layanan microblog ini bakal dapat diakses dari feature phone yang tidak memiliki akses internet.
Ini berkat aplikasi ZipDial yang memungkinkan memungkinkan pengguna feature phone untuk mengikuti (follow) akun-akun Twitter tanpa memerlukan koneksi internet.
Caranya adalah dengan melakukan "missed call" ke nomor telepon yang terasosiasi dengan akun bersangkutan. Feed konten kemudian akan dikirim dari akun Twitter yang bersangkutan ke feature phone pengguna lewat panggilan suara atau SMS.
Costolo mengaku pihaknya telah mengakuisisi perusahaan pembuat aplikasi ZipDial yang berasal dari India ini. "Jasa ZipDial ini tak hanya akan kami gunakan di India saja, tapi di negara-negara berkembang lain, seperti Indonesia dan Brazil," kata Costolo.
Fitur menarik tersebut akan dihadirkan Twitter di Indonesia berkaca tingginya jumlah pengguna seluler di Tanah Air yang masih mengandalkan ponsel biasa alias feature phoneyang relatif terbatas dalam hal menjalankan aplikasi dan mengakses media sosial.
Hal ini pun diakui oleh Business Head Twitter Indonesia Rick Mulia ketika menghadiri acara Media Roundtable dengan CEO Twitter Dick Costolo di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
"Salah satu hal unik mengenai audiens Indonesia adalah sebagian besar dari mereka masih mengandalkan feature phone," kata Rick ketika ditemui Kompas Tekno usai acara.
Pihak Twitter ingin membidik pengguna feature phone di negara-negara berkembang seperti Indonesia demi menambah jumlah pengguna untuk kepentingan pengembangan bisnis.
"Twitter bisa menjangkau puluhan juta pengguna lagi dengan merambah ke segmen feature phone yang memiliki karakteristik low bandwidth dan low price," kata CEO Twitter Dick Costolo ketika berbicara dalam acara diskusi di Universitas Indonesia, pagi hari pada tanggal yang sama.
Soal bandwidth rendah ini juga menjadi permasalahan pengguna seluler di negara berkembang seperti Indonesia. Data Kemenkominfo, misalnya, menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen pengguna seluler di Tanah Air masih bergantung pada koneksi 2G. Baru 25 persen yang bisa menikmati 3G, sementara sisanya telah mulai beralih ke 4G.
Di Indonesia sendiri, dalam acara pertemuannya dengan Wapres Jusuf Kalla, Costolo mengatakan bahwa Twitter memiliki sekitar 50 juta pengguna. Angka tersebut termasuk besar jika disandingkan dengan jumlah pengguna Twitter secara global yang pada akhir tahun lalu mencapai 284 juta.
Pengguna twitter di Indonesia diperkirakan telah mencapai 50 juta pengguna, besarnya pengguna salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia memerlukan pelayanan prima dari perusahaan induknya untuk semakin memanjakan pelanggan di Indonesia.
Salah satu layanan yang diberikan untuk pengguna di Indonesia, dalam kunjungan ke Jakarta, CEO Twitter Dick Costolo mengungkapkan fitur khusus untuk negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Layanan microblog ini bakal dapat diakses dari feature phone yang tidak memiliki akses internet.
Ini berkat aplikasi ZipDial yang memungkinkan memungkinkan pengguna feature phone untuk mengikuti (follow) akun-akun Twitter tanpa memerlukan koneksi internet.
Caranya adalah dengan melakukan "missed call" ke nomor telepon yang terasosiasi dengan akun bersangkutan. Feed konten kemudian akan dikirim dari akun Twitter yang bersangkutan ke feature phone pengguna lewat panggilan suara atau SMS.
Costolo mengaku pihaknya telah mengakuisisi perusahaan pembuat aplikasi ZipDial yang berasal dari India ini. "Jasa ZipDial ini tak hanya akan kami gunakan di India saja, tapi di negara-negara berkembang lain, seperti Indonesia dan Brazil," kata Costolo.
Fitur menarik tersebut akan dihadirkan Twitter di Indonesia berkaca tingginya jumlah pengguna seluler di Tanah Air yang masih mengandalkan ponsel biasa alias feature phoneyang relatif terbatas dalam hal menjalankan aplikasi dan mengakses media sosial.
Hal ini pun diakui oleh Business Head Twitter Indonesia Rick Mulia ketika menghadiri acara Media Roundtable dengan CEO Twitter Dick Costolo di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
"Salah satu hal unik mengenai audiens Indonesia adalah sebagian besar dari mereka masih mengandalkan feature phone," kata Rick ketika ditemui Kompas Tekno usai acara.
Pihak Twitter ingin membidik pengguna feature phone di negara-negara berkembang seperti Indonesia demi menambah jumlah pengguna untuk kepentingan pengembangan bisnis.
"Twitter bisa menjangkau puluhan juta pengguna lagi dengan merambah ke segmen feature phone yang memiliki karakteristik low bandwidth dan low price," kata CEO Twitter Dick Costolo ketika berbicara dalam acara diskusi di Universitas Indonesia, pagi hari pada tanggal yang sama.
Soal bandwidth rendah ini juga menjadi permasalahan pengguna seluler di negara berkembang seperti Indonesia. Data Kemenkominfo, misalnya, menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen pengguna seluler di Tanah Air masih bergantung pada koneksi 2G. Baru 25 persen yang bisa menikmati 3G, sementara sisanya telah mulai beralih ke 4G.
Di Indonesia sendiri, dalam acara pertemuannya dengan Wapres Jusuf Kalla, Costolo mengatakan bahwa Twitter memiliki sekitar 50 juta pengguna. Angka tersebut termasuk besar jika disandingkan dengan jumlah pengguna Twitter secara global yang pada akhir tahun lalu mencapai 284 juta.